"Manusia itu mahluk berpikir. Agama sumber berpikir dan amaliah bagi manusia. Lewat berpikir hidup manusia lebih terarah. Kunci agar hidup lebih terarah harus dibekali dengan ilmu, seni dan agama." ~Arda Dinata~
Sesuatu di alam ini tercipta menurut ukuran dan aturan-aturan tertentu secara rapih. Yakni, diberinya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Konsep tersebut menjadikan sikap mahluk ciptaan-Nya memiliki ciri khas masing-masing. Manusia adalah diantara mahluk ciptaannya itu dan tentunya mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
Menurut Dr. Paryana Suryadipura, pada manusia itu terdapat insting yang tidak terdapat pada mahluk yang lainnya. Oleh karena itu, merupakan satu-satunya sifat manusia yang membedakan dengan makhluk yang lain adalah insting keagamaan.
Lebih lanjut, Paryana mengumpamakan, apabila manusia mempunyai seratus insting maka sembilan puluh sembilan diantaranya sama dengan insting yang ada pada hewan. Ini berarti, kalau manusia tidak beragama samalah dengan hewan.
Allah menceritakan dalam Alquran bahwa manusia yang tidak beragama, ingkar kepadaNya adalah seperti binantang. ".... Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (QS. Muhammad:12).
Bagi manusia yang di dunianya hidup dalam kekafiran. Dimana dalam ayat di atas, diibaratkan makannya seperti binatang. Ia tidak melihat halal haram, baik buruk terhadap kesehatan jasmani dan rohani, serta tidak tahu dengan jalan apa makanan itu diperolehnya.
Yang jelas perilakunya, setiap makanan yang ada di depanya selalu dilahapnya. Mereka ini tidak memperhatikan dan memikirkan, apakah Allah itu ridho atau tidak. Mereka hanya mencari kesenangan dunia semata. Golongan seperti ini, maka bersiap-siaplah untuk tinggal di neraka jahanam kelak.
"Sesungguhnya binatang (mahluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman." (QS. Al-Anfal: 55). Ayat ini menggambarkan bahwa manusia yang tidak beragama Allah, adalah sejelek-jelek dan sejahat-jahat mahluk yang melata di muka bumi ini. Secara demikian, cuku jelas bahwa ciri khas manusia ialah beragama. Apabila manusia tidak beragama, maka derajatnya akan sama dan bahkan menurut Allah akan lebih rendah lagi dari hewan.
Untuk menghindari hal itu, maka hidup kita harus dibekali dengan ilmu, seni dan agama (Islam). Dengan ilmu, hidup manusia akan menjadi mudah. Walaupun manusia tidak punya sayap, tetapi karena ilmu ia bisa terbang lebih tinggi dari seekor burung.
Selain itu, dalam hidup harus ada keindahan. Melalui seni, maka hidup ini menjadi indah. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Dan seni itu bukan hanya sekedar untuk seni, tapi seni itu hendaknya untuk menegakkan keimanan dan mendekatkan kepadaNya.
Setelahnya memiliki ilmu dan seni, agar hidup ini tidak kacau maka kita harus melengkapinya dengan agama. Dengan agama, hidup kita akan menjadi terarah. Situasi dewasa ini, memperlihatkan kemungkinan diantara anak bangsa ini telah ingkar dan tidak berpegang teguh pada ajaran dan keluhuran agama.
Kelemahan manusia itu, dianataranya karena mereka tidak memfungsikan secara maksimal karunia otak yang dimilikinya. Padahal, diciptakannya otak itu untuk berpikir. Yakni, berpikir tentang kejadian alam dan seisinya sebagai bahan pelajaran dan mengambil manfaatnya.
Dalam hal ini, Endang S. Anshori, MA., mengatakan, "Manusia adalah juga hewan yang berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban dan mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Jadi, pada akhirnya manusia adalah pencari kebenaran."
Kebenaran pertama dan utama yang harus dicari dan dipelajari oleh setiap manusia ialah kebenaran agama. Sebab, agama itu ciri khas manusia.
Apabila manusia tidak berusha mencari dan mempelajari kebenaran agama, berarti ia belum mau melepaskan dirinya dari 'kehewanannya'. Alangkah dungunya manusia seperti ini dan tentunya cobaan, siksaan serta ajab dari Allah akan selalu menyelimutinya. Waallahu'alam.
Salam sukses berkah selalu...
Arda Dinata
www.ArdaDinata.com
Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, www.MiqraIndonesia.com.