Catatan Sejarah Potret Diri Era 2009 - 2019

"Hidup itu datang & pergi mencatat pada diri. Lukisan sejarah itu, ada cinta dan benci yang perlu ditafakuri diri." - Arda Dinata
"Kehadiranmu penuh senyum. Kegembiraan itu hadir dalam rasa syukur penuh tafakur. Hati pun ada dalam balutan rasa yang menentramkan dan mengembirakan. Aku pun ikhlas dalam menunaikan rasa cinta yang setia ditunaikan."
-Arda Dinata.

Catatan itu begitu rinci mewarnai lembaran jalan kehidupanku selama era tahun 2009-2019 ini. Namun, sayangnya catatan itu tercecer ke mana-mana.  Belum terbukukan dengan baik. Walau demikian, saya tidak bersedih. Pasalnya, setiap manusia akan memiliki catatan buku yang lengkap. Tidak saja catatan di era tahun 2009-2019, tapi catatan seumur hidup kita. Itulah buku catatan amalan kita yang dicatat tanpa cacat oleh Malaikat Roqib dan Atid.

Pada tahun 2009 adalah tahun awal saya pertama kali menikmati tugas belajar Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat minat Administrasi Kebijakan Kesehatan  (AKK) di Undip Semarang dengan sumber biaya dari Departemen Kesehatan RI. Semasa kuliah ini, 2009 - 2011, tentu banyak suka dan duka yang menyelimuti sejarah pada era ini. Yang pasti, saya menikmati semua pembelajaran di bangku kuliah dan kampus kehidupan masyarakat yang real tersebut.

Luar biasanya, selama waktu sepuluh tahun kurang, tepatnya tahun 2016 dan 2017, saya dapat rejeki mengikuti tugas belajar (lagi) di Fakultas Kedokteran UGM Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat minat Kesling (Kesehatan Lingkungan) dari sumber biaya Kementerian Kesehatan RI.

Pokoknya, sejarah kehidupan dalam rentang waktu itu telah memenuhi fase-fase cerita yang penuh warna. Catatan itu telah bercerita bahwa, "Hidup itu datang & pergi mencatat pada diri. Lukisan sejarah itu, ada cinta dan benci yang perlu ditafakuri diri."

Tafakur diri inilah, sesungguhnya hal yang harus dilakukan dalam kehidupan perilaku harian tiap manusia. Lewat perilaku tafakur diri itulah, kita bisa melakukan evaluasi dan proyeksi kehidupan agar menjadi lebih baik. Dengan tafakur dan evaluasi diri penuh kejujuran, kita dapat menilai kualitas hidup diri terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini.

Untuk itu, hadirkan cacatan hidup kita itu secara baik dan penuh manfaat. Berusahalah secara maksimal terhadap ikhtiar yang kita jalani. Jangan lupa berdoa selalu pada yang mengatur kehidupan manusia. Dan hasilnya kita serahkan sepenuhnya pada Sang Maha Pencipta.

Untuk itu, jangan sia-siakan catatan kehidupan kita di dunia ini. Lukislah catatan itu dengan penuh senyuman. Seperti kalimat yang pernah ditulis dalam sebuah status di jejaring media sosial yang saya miliki berikut ini, "Kehadiranmu penuh senyum. Kegembiraan itu hadir dalam rasa syukur penuh tafakur. Hati pun ada dalam balutan rasa yang menentramkan dan mengembirakan. Aku pun ikhlas dalam menunaikan rasa cinta yang setia ditunaikan."

Akhirnya, rasa cinta yang penuh rasa syukur itulah yang akan menambah catatan kebaikan dalam hidup keseharian tiap manusia. Jadi, mari sebarkan kebaikan, rasa syukur dan nilai-nilai tafakur yang didapat dari kehidupan ini dengan cara kita menuliskannya dalam catatan harian yang penuh makna dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Salam sukses selalu. Aamiin.

www.ArdaDinata.com:
| Share, Reference & Education |
| Peneliti, penulis, dan motivator penulisan di media massa |
BACA ARTIKEL LAINNYA:
Lebih baru Lebih lama