Refleksi Ulang Tahun: Antara Hidup dan Kematian
RASA syukur itu bermesraan dalam buaian kenikmatan. Hidup ini telah melahirkan cerita yang layak untuk dinikmati dalam rasa syukur. Betapa tidak? Hiduplah yang melahirkan cerita keseharian. Lewat kehidupan itu pun lahir makna-makna yang patut dibagikan demi kebaikan mereka yang mau belajar dari kehidupan orang lain.
Hidup bukanlah mati. Aroma dan nuansanya pasti bertolak belakang. Hidup itu bergerak dan terus berkembang. Mati itu menghilang secara fisik. Namun, bisa jadi secara maknawi kematian itu akan melahirkan kelanggengan budi dan makna kehidupan yang telah di tanam selama hidupnya. Itulah, makna kebaikan dalam hidup yang akan langgeng melebihi si pemilik dan penyebar kebaikan itu sendiri.
Lewat tulisan ini, saya pun mengucapkan banyak terima kasih pada siapapun yang telah memberi nilai-nilai kebaikan dalam hidup saya. Lewat ucapan dan doa memasuki usiaku yang telah menginjak angka 43 tahun, begitu banyak orang-orang yang telah memberi kontribusi kehidupan saya menuju ke arah kebaikan. Semoga kebaikan siapapun terhadap saya akan dibalas oleh Tuhan Maha Pemilik Kebaikan. Rasa syukur, bahagia, dan aneka keinginan telah mengiringi jalan bertambahnya usia kehidupanku. Saya berdoa, semoga kehidupanku ini benar-benar bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang dan menjadi bekal kebaikan saya kelak di kemudian hari. Kehidupanku ini, semoga menjadi langgeng dalam pancaran kebaikan-kebaikan yang selalu disebar bagaikan benih yang terus berkembang.
Untuk itu, bagi siapa pun Anda yang ingin hidupnya menjadi langgeng, maka syaratnya berbanyak-banyaklah menyebar kebaikan dalam kehidupan ini. Tulislah ilmu-ilmu kebaikan Anda itu dalam bentuk tulisan. Lewat tulisanlah ide dan isi pikiran kebaikan penulisnya akan terus terpelihara sepanjang ada orang yang terus membaca dan mengamalkan ilmunya tersebut. Janji Tuhan, ilmu yang bermanfaat itu pahalanya akan terus mengalir melebih umur kehidupan orang tersebut.
Dalam hal ini, sangat tepat apa yang diungkapkan George Bernard Shaw, “Hidup menumbangkan semua orang. Kematian mengungkapkan yang unggul.” Ya, lewat kehidupan itulah orang akan tumbang satu persatu akan meninggalkan dunia. Dan lewat kematianlah, kita akan mengetahui siapa-siapa saja orang-orang yang akan unggul terus dikenang lewat kebaikan-kebaikan yang disemainya. Lewat karya-karya yang dituliskan dan diajarkan pada orang lain. Pesan ini, tentu sangat cocok untuk kita renungkan agar dapat dimaknai dalam kehidupan kita sehari-hari terkait dengan tema hidup dan kematian itu. Bagaimana menurut Anda?
Pangandaran, 29 Oktober 2016
Salam Sukses dari Arda Dinata
BBM : D128BCD3
WA/HP: 081284826829
Web : WWW.AZARIASTORE.COM
BBM : D128BCD3
WA/HP: 081284826829
Web : WWW.AZARIASTORE.COM
Arda Dinata, Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.