"Alunan keindahan akan selalu dikenang, mewarnai keindahan sulaman kehidupan. Tidak ada yang salah dengan masa lalu, kalau kita bisa menyelami hikmah untuk mawas diri dan berbaik budi. Walau masa lalu bisa keliru, itulah tugas diri untuk memperbaiki." ~Arda Dinata~ www.satujendelahati.blogspot.co.id
Setiap diri seseorang pasti punya masa lalu. Masa lalu bukan untuk disesali dan dibanggakan, karena dia telah menjadi sejarah bagi diri kita. Kita ada saat ini atas kontribusi masa lalu yang telah kita lalui.
Menyelami Hikmah Untuk Mawas Diri (Sumber foto: rasasejati.org) |
Masa lalu itu berselimut kemesraan, kepahitan, perjuangan, dan romantika kehidupan lainnya. Keberadaannya seharusnya dapat menjadi pintu muhasabah dalam meningkatkan kualitas hidup kita ke depannya. Yakni hidup yang lebih baik dan bijaksana.
Saya yakin tiap kita punya pola dan cara dalam menyikapi masa lalunya. Ada yang mengambil sisi postif dari masa lalunya, ada pula yang tidak bisa melepas traumatis dan penyesalan yang telah terlukis dalam masa lalunya. Padahal, kita harus sadar hidup ini dinamis. Kehidupan ini punya dinamikanya sendiri. Dan tugas kita, kalau menurut saya adalah bagaimana menyikapi hidup kita hari ini dan ke depan itu harus bisa belajar dari masa lalu kehidupan kita.
Artinya, secara periodik sudah selayaknya kita harus melakukan evaluasi diri kita terhadap perilaku kehidupan yang sudah kita jalani. Bagi Anda yang sudah berkeluarga, tentu bisa mengevaluasi hubungan yang telah dibina selama ini. Apakah kualitasnya sudah memenuhi seperti yang kita inginkan?
Begitu pun terhadap dunia pekerjaan yang kita geluti. Apakah target-target yang telah kita rencanakan sudah tercapai atau masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenahi?
Bagi Anda yang masih sekolah dan kuliah. Silahkan evaluasi diri tentang target-target belajar yang kita lakukan. Atau program-program pemberdayaan diri apa saja yang sudah kalian usahakan dan gali untuk membangun pribadi kalian lebih produktif dan berkualitas. Semua itu, tentu harus dievaluasi agar hidup terus lebih berarti bagi masa depan kalian.
Akhirnya, masa lalu itu harus kita persepsikan dan makanai secara positif lewat melakukan evaluasi diri secara jujur dan mandiri agar hidup kita menjadi mujur penuh harga diri. Ibarat air, dia setiap saat sejatinya akan melakukan pemurnian sendiri. Cuman karena kondisi alamlah yang membuatnya terjerat pada kondisi yang membuat kualitas air itu tidak semurni yang diinginkannya! Dan itupun karena ulah tangan manusia. Inilah pembelajaran yang harus terus kita jalani dalam kehidupan ini.***(Arda Dinata).