"Sanguinis itu sikap optimisme dalam perilaku manusia. Untuk itu, hidup ini harus dihadapi dengan optimis. Optimislah sejatinya yang mampu memberi energi berlebih dalam menghadapi setiap permasalahan hidup seseorang. Optimis itu adalah hidup penuh gairah." ~Arda Dinata~
Canda tawanya memperlihatkan hidup penuh optimisme. Perilaku hidupnya penuh gairah. Sehingga hari-harinya melahirkan perilaku yang positif. Perilaku yang menyegarkan dan menyebarkan kebaikan. Seperti yang saya alami beberapa hari lalu, saya bertemu dengan sosok pribadi yang memiliki sifat sanguinis. Iya..., gaya hidupnya menyegarkan penuh kebaikan. Aura kebaikan itu terpancar dari tutur kata dan perilaku kesehariannya.
Sepanjang percakapan dengan saya, sifat periangan itu selalu terpancar dari wajah, tutur kata, dan perilakunya. Membuat suasana hidup menyenangkan dan tidak cepat membosankan. Inilah dampak dan pancaran orang-orang sanguinis. Yaitu sifat tempramen yang banyak dipengaruhi darah merah. Menurut Krechtmer, konstitusi tubuhnya banyak cairan darah merahnya, sehingga sifat orang tersebut menjadi periang dan mudah bergaul lagi optimistis serta begitu lincah.
Menulislah Secara Sanguinis
Betapa menyenangkannya bila sifat-sifat sanguinis seperti periang, gaul, optimis, dan lincah itu dapat kita aplikasikan dalam gaya penulisan di artikel/tulisan-tulisan yang kita tulis setiap hari. Dampaknya, orang yang membaca tulisan kita akan senang, optimis, dan tidak membosankan karena gaya penulisan kita itu lincah, prigel, dan mengalir.
Saya kira inilah pelajaran yang didapatkan dari sifat pribadi sanguinis itu. Dan sekarang saya lagi belajar dan coba aplikasikan dalam gaya penulisan tulisan-tulisan yang saya rangkai setiap harinya.
Berikut ini, empat hikmah yang coba saya aplikasikan dalam dunia penulisan dengan meminjam sifat-sifat sang sanguinis, yaitu:
Pertama, menulislah dengan kondisi yang menyenangkan. Suasana menyenangkan akan menghasilkan bahasa tulisan yang mencerahkan dan penuh optimisme.
Kedua, menulislah secara positif. Lewat sifat optimis itu, seorang penulis akan menuliskan suatu tema itu dari sudut pandang yang positif. Energi positif inilah yang coba dia tuangkan lewat bahasa tulisan, sehingga energi positif itu sampai dan mempengaruhi pola pikir dan perilaku para pembacanya.
Ketiga, menulislah secara gaul. Gunakanlah bahasa yang sederhana dan mudah dipahami ketika menulis, sehingga para pembaca mudah menangkap dari maksud dan isi pikiran apa-apa yang kita tuliskan tersebut.
Keempat, menulislah dengan lincah. Tulisan yang diungkapkan dengan gaya penulisan yang lincah, yaitu tulisan yang ketika dibaca itu begitu mengalir dan tidak tersendat-sendat. Orang yang membaca tulisan yang mengalir ini, dia tidak akan tersendat ketika membacanya dan mudah memahami isi yang disampaikan sang penulisnya.
Akhirnya, semoga saya dan Anda mampu menulis hal-hal yang bergairah lagi penuh optimis dalam menjalani kehidupan ini. Tulisan-tulisan yang dapat menginspirasi dengan gaya bahasa yang lincah, gaul, dan penuh nilai-nilai positif yang mudah dipahami oleh pembaca. Aamiin.
Bagaimana menurut Anda?***
Pnd, 25 November 2015
Arda Dinata
Www.ardadinata.com
Www.ardadinata.com