Agar makanan yang halal dan thoyyib itu dapat berfungsi dengan baik bagi kehidupan manusia maka selain memperhatikan sumber kehalalannya, juga makanan harus enak rasanya, bersih, sehat, memenuhi nilai gizi yang cukup, serta mudah dicerna dan diserap tubuh.
Makanan Pembawa Berkah
MAKANAN dan minuman merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kondisi makanan dan minuman yang memenuhi gizi, mempunyai bentuk yang menarik, dan aman dalam arti tidak mengandung kuman serta bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit, belumlah cukup bagi seorang Muslim. Sebab, makanan dan minuman tersebut tidak akan menambah kesehatan dan kebaikan bagi tubuh dan jiwa manusia bila tidak disertai faktor halal.
Itulah sebabnya di dalam Alquran, kita diperintahkan oleh Allah untuk memakan makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada setiap manusia. (QS. Al-Baqarah: 88).
Halal dan thoyyib, menurut Anton Apriyantono, dosen pangan dan gizi IPB serta Pembina Yayasan Halalan Thoyyiban, adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Thoyyib di sini berarti baik, baik dari segi gizi maupun keamanannya. Makanan yang halal pasti thoyyib. Sementara, jika makanan itu tidak thoyyibmaka sudah tentu tidak halal. Contohnya, daging ayam yang disembeleih secara Islami dan masih segar adalah halal. Tetapi, jika daging ayam tersebut sudah membusuk (misalnya karena terlalu lama disimpan di suhu ruangan), maka daging itu tidak thoyyib. Meskipun daging itu disembelih secara Islami. Jika daging ayam ini dipaksakan untuk dimakan maka akan menyebabkan sakit, itulah sebabnya mengapa menjadi tidak halal.
Demikian halnya jika suatu bahan pangan dapat meracuni tubuh maka bahan pangan itu juga tidak halal. Misalnya, dengan kasus daging ayam yang terkena virus flu burung, tentu walaupun disembelih secara Islami, namun karena ia tidak baik (sakit), maka menjadi tidak halal.
Namun demikian, ketidak-thoyyib-an ini menurut Quraish Shihab, bisa bersifat individual. Beberapa jenis makanan tertentu yang thoyyib bagi seseorang. Misalnya, udang. Meskipun udang halal, namun pada beberapa individu udang dapat menimbulkan reaksi alergi sehingga tidak thoyyib.
Di sini, yang jelas agar makanan yang halal dan thoyyib itu dapat berfungsi dengan baik bagi kehidupan manusia maka selain memperhatikan sumber kehalalannya, juga makanan harus enak rasanya, bersih, sehat, memenuhi nilai gizi yang cukup, serta mudah dicerna dan diserap tubuh. Dalam hal ini, setiap makanan bila ditekankan dari fungsinya maka paling tidak harus memenuhi dua fungsi dari tiga fungsi berikut, yaitu memberikan panas dan tenaga kepada tubuh. Membangun jaringan-jaringan tubuh baru, memelihara dan memperbaiki yang tua. Mengatur proses-proses alamiah, kimiawi atau faali dalam tubuh.
@ardadinata
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com