"Evaluasi itu penting dalam menilai keberhasilan sesuatu. Manusia sebagai mahluk berpikir pun layak dievaluasi demi kebermaknaan hidupnya." ~Arda Dinata~
Sebagai manusia berpikir, kita layak untuk melakukan evaluasi terhadap dirinya. Artinya, kita sebagai manusia yang tidak ingin tertinggal kereta kehidupan, tentu secepatnya agar melakukan evaluasi edukatif secara totalitas.
Paling tidak ada empat katagori yang relevan dijadikan barometer adanya keberhasilan pembinaan sumber daya manusia (SDM).
Pertama, sebagai SDM yang memiliki potensi tinggi dan prestasi gemilang hampir di setiap lini kehidupan. Yang membanggakan, mencuat dan mengagumkan bagi dirinya dan terlebih-lebih bagi umat secara universal. SDM yang demikian, dapat dikatakan sebagai manusia berpredikat "Bintang Star".
Kedua, manusia yang dipredisikan sebagai "tenaga kuda" (horse worker). Artinya, golongan ini merupakan SDM yang berpotensi rendah, tetapi prestasinya bisa dibilang tinggi. Untuk itu, mereka yang ada didalamnya masih dapat ditingkatkan statusnya melalui pendidikan dan latihan secara profesional.
Ketiga, manusia "kekanak-kanakan" (childish). Manusia golongan ini, merupakan SDM. Yang berpotensi tinggi, tetapi prestasinya rendah. Tipe ini, biasanya "sedikit-sedikit mohin petunjuk dan pikirannya selalu diselimuti takut salah." Padahal, secara psikologis perasaan tersebut mengantarkan kita pada In vitium ducit culpae fuga (takut slah, justru menyebabkan kita membuat kesalahan).
Keempat, manusia "kayu mati" (dead wood). Kelompok terakhir ini, mengayomi manusia yang memiliki, baik potensi dan prestasinya rendah. Manausia seperti ini, di negara kita jumlahnya cukup banyak dan kendala yang dihadapinya, tidak lain sulit untuk dibina. Inilah tantangan bagi bangsa Indonesia saat ini.
Lalu, masuk manakah diri kita melihat dari indikator barometer kualitas sumber daya manusia tersebut?
Arda Dinata
www.ArdaDinata.com
Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, www.MiqraIndonesia.com.