"Butiran pasir terhampar luas mememenuhi sisi-sisi pantai. Air laut terlihat riang berkejaran. Buih-buih pun berhamburan. Pasir, air laut, dan buih adalah bahasa kehidupan. Keberadaannya memberi hikmah bagi kehidupan. Aku pun terpana dibuatnya akan makna yang dikandungnya." ~ Arda Dinata ~
Saya yakin Anda sudah pernah jalan-jalan ke pantai. Di sana Anda akan menemui hamparan pasir, air laut, dan gumpalan buih yang begitu luas sepanjang mata memandang.
Pantai itu tidak saja menawarkan wisata yang menyegarkan pikiran, tapi juga mengandung aneka pelajaran kehidupan. Hikmah pantai begitu menggoda bagi yang mau selalu belajar kehidupan.
Coba saja Anda lihat dari pasir yang ada di pantai. Sungguh karunia Tuhan yang tidak bisa dihitung berapa banyak butiran pasir itu. Ada aneka hikmah dari pasir ini, misalnya pasir itu merupakan lapisan tanah yang banyak mengandung air. Bila kita membuat sumur bor, keberadaan pasir menjadi indikator kalau di daerah itu ada sumber air.
Selain itu, pasir pantai merupakan bahasa Tuhan bahwa bila kita menghitung nikmatnya, maka tidak akan mampu menulis dan menyebutkannya. Namun, bila kita mensyukuri atas nikmat tersebut, maka janji Tuhan nikmat kita akan ditambah.
Pasir juga berfungsi sebagai bahan bangunan dan menjadi bahan untuk saringan penjernihan air. Untuk itu kita diajarkan dalam hidup ini agar dapat berguna bagi sebanyak-banyaknya orang. Bukan malah sebaliknya menjadi beban bagi orang lain.
Sementara itu, air laut. Keberadaannya sungguh membuat kita berdecak kagum dibuatnya. Betapa tidak? Air laut rasanya asin, tapi ikannya rasanya tidak ikut asin. Air laut juga menerima kiriman dari aneka air (ada yang kotor, berbau, keruh, jernih dan lainnya). Namun, ketika sudah menyatu jadi air laut, semuanya menjadi satu padu dan tidak berbau lagi. Diantara hikmanya, dalam kehidupan ini kita bisa belajar dari apa pun juga dan tugas kita adalah hanya mengambil yang baik-baiknya saja. Selebihnya menjadi bahan pelajaran.
Adapun keberadaan buih di lautan, sungguh menjadi pelajaran dan ibroh bagi siapa pun yang mau mengambil pelajaran darinya. Keberadaan buih bagaimana pun besarnya, dia kalau tidak bersatu sangat mudah dipecahkan oleh angin dan gelombang. Mudah diombang-ambing dibuatnya. Artinya, dalam hidup ini kita tidak boleh sombong. Kita harus saling bekerja sama dalam mengarungi kehidupan yang luas ini. Kerjasama dan saling berbagi itulah yang akan melanggengkan dan mensukseskan kehidupan ini.
Terkait, keberadaan pasir, air laut, dan buih ini, Kahlil Gibran menuliskannya dengan sangat indah dan penuh makna yang bisa jadi renungan pagi. Kahlil Gibran menuliskan, "Aku selalu berjalan di atas pantai ini. Diantara pasir dan buih. Air pasang akan menghapus jejakku. Dan angin kencang menyembur hilang buih putih. Namun lautan dan pantai akan tetap tinggal abadi...."
Bagaimana menurut Anda?
Salan sukses-berkah selalu... aamiin...!
~Arda Dinata,
Pengusaha Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.