Perihal kebahagian ini, Ahmad Rofi’ Usmani dalam “Kado Cinta Untuk Muslimah”, menceritakan suatu saat Yazid ibn Mu’awiyah ibn Abu Sufyan, penguasa kedua Dinasti Umawiyyah di Damaskus, Suriah, pernah bertanya kepada orang-orang yang menghadiri majelisnya, “Siapakah yang paling bahagia hidupnya di dunia ini?”
“Engkau, wahai Amirul Mukminin!”
“Lantas, bagaimana halnya dengan anak keturunan Quraisy?”
“Engkau, wahai Amirul Mukminin!”
“Lantas, bagaimana halnya dengan anak keturunan Quraisy?”
“Bukankah engkau sendiri anak keturunan Quraisy, wahai Amirul Mukminin?”
“Lalu, bagaimana dengan orang Khawarij?”
Hadirin pun diam. Kemudian, mereka balik bertanya, “Lantas, bila demikian, siapakah orang yang paling bahagia, wahai Amirul Mukminin?”
“Seorang Muslim yang memiliki seorang istri Muslimah dan keduanya dikaruniai kehidupan berkecukupan. Sang istri rida kepada suaminya. Sebaliknya, sang suami juga rida kepada istrinya,” jawab penguasa kedua Dinasti Umawiyyah itu.
http://miqra-indonesia.blogspot.com/…/rahasia-kebahagiaan-s…
“Lalu, bagaimana dengan orang Khawarij?”
Hadirin pun diam. Kemudian, mereka balik bertanya, “Lantas, bila demikian, siapakah orang yang paling bahagia, wahai Amirul Mukminin?”
“Seorang Muslim yang memiliki seorang istri Muslimah dan keduanya dikaruniai kehidupan berkecukupan. Sang istri rida kepada suaminya. Sebaliknya, sang suami juga rida kepada istrinya,” jawab penguasa kedua Dinasti Umawiyyah itu.
http://miqra-indonesia.blogspot.com/…/rahasia-kebahagiaan-s…