~Menulis tiap hari itu menyuburkan jari-jari cinta menulis~@ardadinata
#jadipenulis #blogmenulis #menulissehat www.ardadinata.com
Aku akhirnya sampai di sebuah terminal bus. Pandangan mata ini menjelajahi setiap sudut-sudut terminal yang tidak terlalu besar itu. Sosok tubuh yang aku nantikan ternyata tidak aku temukan. Aku menunggu dengan setia. Moment ini tidak aku sia-siakan dan inilah saat yang tepat untuk jadi pengamat aktivitas yang terjadi terminal. Mengamati aktivitas komunitas sosial tertentu sangat disarankan bagi seorang penulis. Lewat mengamati tersebut, akan muncul inspirasi sebagai bahan tulisannya.
Begitu banyak yang bisa kita amati, renungkan, dan tuliskan dari aktivitas yang terjadi di sebuah terminal bus. Mau menulis sisi sanitasi terminal yang kadangkala kondisinya tidak nyaman dari sisi kesehatan. Mau menulis sosok pengair rezeki para pedagang dan pelaku ekonomi di terminal. Atau mau melihat sisi huanis penataan sebuah kota yang sehat dan cerdas. Bahkan menuliskan proses penyebaran penyakit melalui terminal. Semua itu pasti bisa dan layak dituliskan, sebab materinya banyak bersinggungan dengan hampir setiap manusia yang pernah melakukan mobilitas ke suatu daerah.
Itu baru beberapa ide tulisan dari pengamatan di sebuah terminal bus. Tentu, sisi lainnya baik yang negatif dan positif masih banyak yang bisa kita tuliskan. Di sinilah, pentingnya seorang penulis memiliki sebuah jiwa kreatif dalam menggali tema-tema tulisannya.
Jari-Jari Menulis
Paling tidak ada tiga praktik yang bisa dilakukan bagi mereka yang ingin jadi penulis agar jari-jari menulisnya tetap terpelihara, yaitu banyak membaca, mengamati/merenung, dan menulis setiap saat.
Saya yakin lewat ketiga aktivitas membaca, mengamati/merenung, dan menulis setiap saat itu, maka akan menyuburkan jari-jari menulis kita.
Pertama, melalui bacaan yang dibaca, dalam diri seseorang akan tercipta pengetahuan yang terus bertambah, pembendaharaan kata kita tambah banyak, dan belajar gaya bahasa dari penulis lain ketika menuliskan sebuah ide menjadi tulisan. Lebih dari itu, pastinya lewat membaca, seorang penulis akan mendapat inspirasi sebagai bahan penulisannya. Membaca tiap saat, sangat disarankan bagi seorang penulis.
Kedua, mengamati/merenung. Proses mengamati dan merenung ini tingkatannya menurut saya lebih tinggi dari sekedar membaca. Sebab, merenung dan mengamati ini adalah proses lanjutan dari aktivitas membaca. Baik membaca apa-apa yang tertulis maupun membaca apa-apa yang sudah tercipta. Baik fenomena alam semesta maupun perilaku dan kejadian pada manusia. Saya punya keyakinan, lewat mengamati dan merenungi kejadian alam dan perilaku manusia akan lahir ide-ide tulisan yang menarik dan bermanfaat bagi orang lain bila kita tuliskan secara menarik.
Ketiga, untuk melemaskan dan memprigelkan jari-jari menulis kita agar terus berkembang adalah dengan membiasakannya menulis setiap saat. Lewat menulis yang rutin dan teratur itulah maka jari-jari ketrampilan menulis kita akan terpelihara dengan baik. Semakin banyak menulis, maka kualitas tulisan kita semakin baik diiringin dengan pengetahuan dunia kepenulisan yang terus bertambah.
Lewat menulislah dunia seakan makin indah. Indah untuk dibagikan kepada orang yang tidak mengalaminya secara langsung. Menulislah setiap saat, sekecil dan sependek apapun tulisan kita. Lakukanlah aktivitas menulis itu dengan pola membaca, mengamati, dan merenungkan terlebih dahulu, maka rasakan hasil dari kualitas tulisan kita tersebut! Sungguh mempesona, membanggakan, dan mencerahkan bagi pembacanya. Selamat menulis, dan melemaskan jari-jari menulis kita!
Pnd, 29 November 2015
Arda Dinata,
Blogger dan motivator menulis setiap hari di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.
Blogger dan motivator menulis setiap hari di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.