"Cara sehat menghadapi kondisi marah ini, tidak lain setiap kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan dalam keluarga. Terkait hubungan antar pasangan perkawinan, paling tidak ada sembilan cara sehat ungkapkan kemarahan pada pasangan Anda."
Cara Sehat Ungkapkan Kemarahan
Oleh: Arda Dinata
KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak dengan berbagai perbedaan karakter yang ada, tentu sangat berpeluang untuk memancing datangnya rasa marah. Apa pun bentuk dan faktor pencetus timbulnya rasa marah itu, tentu sudah seharusnya tidak berujung pada sesuatu yang membahayakan keutuhan rumah tangga.
Untuk itulah, tiap anggota keluarga harus selalu belajar mengendalikan rasa marah ini. Ada beberapa alasan kenapa kita harus mengendalikan amarah dalam kehidupan rumah tangga. Pertama, marah itu menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya reda dan berhenti. Imam Ja’far Ash-Shadiq as mengungkapkan, “Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela.”
Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Terkait ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak, dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh.
Keempat, marah akan “mempercepat” kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Imam Ali as pernah berkata, “Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian.”
Atas dasar alasan di atas, maka kita harus dapat mengendalikan amarah dalam kehidupan rumah tangga ini. Lalu, bagaimana cara yang sehat dalam mengungkapkan kemarahan terhadap pasangan kita itu?
Cara sehat menghadapi kondisi marah ini, tidak lain setiap kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan dalam keluarga. Terkait hubungan antar pasangan perkawinan, paling tidak ada sembilan cara sehat ungkapkan kemarahan pada pasangan Anda.
1. Jaga suara.Awal kemarahan itu, selain akibat adanya gesekan fisik, juga sering kali justru yang menjadi pemicunya adalah akibat nada bicara/suara kita yang tidak terkontrol dengan baik. Untuk itu, jaga nada suara kita dalam perilaku keseharian, apalagi pada saat marah.
2. Jangan bicara terlalu cepat.Pada saat marah, biasanya kata-kata dalam pikiran kita serasa semuanya ingin dikeluarkan dengan tempo yang cepat, sehingga sangat memungkinkan terjadinya salah komunikasi akibat ketidak jelasan informasi yang diterima. Bila Anda sedang marah, maka berusahalah untuk tidak banyak bicara. Dan lebih baik kalau diam. Nabi Saw berpesan, “Apabila salah seorang di antaramu marah maka diamlah.” (H.R. Ahmad).
3. Jangan menghina.Pada dasarnya, tiap manusia itu tidak mau dihina. Sebab adanya hinaan ini bukannya akan menyelesaikan masalah, tapi justru akan memancing munculnya kemarahan dan masalah baru.
4. Katakan masalah dengan gamblang.Kemarahan kecil bisa menjadi besar karena sikap kita yang tidak gamblang dalam menyatakan masalah atas amarah yang ada dalam diri kita. Jadi, ungkapkanlah secara jelas alasan mengapa Anda marah terhadap pasangan.
5. Ungkapkan keinginan Anda.Setelah bicara secara jelas tentang alasan munculnya kemarahan itu, lalu ungkapkanlah keinginan Anda dalam menyelesaikan masalah kemarahan tersebut. Sebab, kita kadangkala sangat gampang mengungkapkan rasa marah ini, tapi justru lupa mengungkapkan apa sebenenarnya keinginan Anda dibalik munculnya kemarahan tersebut.
6. Jangan terlalu sering bertengkar.Agar kemarahan ini hanya sekedar menjadi bumbu yang menyehatkan hubungan dalam keluarga, maka janganlah setiap kemarahan yang muncul itu berujung pada pertengkaran. Pokoknya, janganlah sering bertengkar ketika marah mendera kita.
7. Selesaikan segera mungkin.Masalah yang kecil itu lama-lama kalau ditimbun terus akan menjadi besar. Begitu pun dengan amarah. Untuk itu, setiap ada masalah sekecil apa pun, segera diselesaikan secepat mungkin dengan baik terhadap pasangan Anda.
8. Hindari ancaman.Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakarnya pada saat rasa marah ini muncul. Untuk itu, hindari adanya ancam mengancam saat marah. Bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka disarankan duduklah, bila posisi duduk masih marah maka berbaringlah. Dan bila berbaring masih tidak mampu mengendalikan amarah, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah berwudu atau mandi. “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah.” (HR Ibnu Asakir, Mauquf).
9. Rayakan keberhasilan bersama. Tidak ada salahnya bila Anda merayakan secara bersama-sama atas keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dan mengusir datangnya rasa marah tersebut sehingga tidak sampai terjadi pertengkaran. Bukankah kemenangan itu bikin bangga dan terasa nikmat, bila kita nikmati secara bersama dengan pasangan.
Akhirnya, dapat dikatakan kalau upaya pengendalian marah secara sehat dalam hubungan suami-istri itu, sesungguhnya lebih ditekankan pada bagaimana kita mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara pasangan perkawinan Anda.
(Arda Dinata, pengasuh Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/MIQRA Indonesia).***
Bagaimana menurut Anda?
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id